image by itjen.kemdikbud.go.id
image by itjen.kemdikbud.go.id

Di momen hari pendidikan nasional seperti sekarang, menarik jika pendidikan masih kita perbincangkan bersama. Terlepas dari eksistensi pendidikan itu sendiri, ada stereotip yang terbangun di kalangan masyarakat sehingga menempatkan pendidikan tersebut keluar dari makna aslinya sebagai nilai luhur pengetahuan. Banyak dogma yang terbangun di kalangan masyarakat itu sendiri tentang eksistensi pendidikan.

Masih banyak yang beranggapan bahwa pendidikan hanya rel bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan, “jadi ngapain sekolah tinggi-tinggi kalo akhirnya cuman mau cari kerjaan, mending langsung kerja saja”. Begitu pun jika hal tersebut dikaitkan dengan kaum perempuan “perempuan gak usah sekolah tinggi-tinggi, toh nanti ujungnya bakal balik ke kasur, dapur dan sumur”.

Mengenai fenomena di atas, tentunya harus ada yang bisa memberikan penjelasan dan membantah adanya keyakinan seperti itu. Siapa yang bisa mengubah? Siapa lagi jika bukan kita sebagai pelaku pendidikan itu sendiri dengan cara mengimplementasikan apa yang kita dapatkan dalam pendidikan. Kita harus bisa memberi contoh dan menjadi role model khususnya di kalangan masyarakat, serta bisa menempatkan posisi kita sebagai seorang yang terpelajar.

Untuk menuju hal tersebut tentu kita harus memiliki dasar yang kuat, baik dari segi kualitas keilmuan dan etika moral, sehingga nanti masayarakat dapat menilai antara orang yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan. Hal ini juga sesuai dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yakni terbentuknya akal budi pekerti dan intelektual yang baik. Dengan konsep tersebut, tentu akan mematahkan stereotip yang selama ini menganggap pendidikan itu tidak penting.

Ketika tujuan pendidikan tersebut tercapai, akan muncul kesadaran dari masyarakat tentang cara pandang mereka mengenai Pendidikan, dan secara tidak langsung akan menumbuhkan kesaradaran mereka tentang pentingnya pendidikan. Pendidikan bukan semata-mata hanya menjadi rel seseorang untuk mendapatkan pekerjaan, namun pendidikan lebih pada bentuk penguasaan diri dan proses memanusiakan manusia (humanisme) lewat budi pekerti yang membentuk masyarakat yang beradab.

Tidak hanya itu, pendidikan seharusnya bias menjadi penentu keadaan social masyarakat. Semakin baik pendidikan di suatu lingkungan masyarakat tertentu, maka akan semakin baik pula pola sosial dan tatanan hidup dari suatu lingkungan tersebut. Adanya pendidikan juga mendorong perubahan menuju hal yang lebih baik dari generasi ke generasi. Melalui pendidikan, diharapkan dapat melahirkan hal-hal yang inovatif, kreatif, serta mencetak generasi yang mampu membawa perubahan.

Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa pendidikan berguna sebagai tuntunan hidup bagi tumbuhnya peserta didik. Artinya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan sebagai tuntunan tidak hanya menjadikan seseorang mendapat kecerdasan yang lebih tinggi dan luas, tetapi juga menjauhkan dirinya dari perbuatan tidak baik.

Insan merdeka merupakan tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara, yakni merdeka secara mental, fisik dan kerohanian. Kemerdekaan tersebut selaras dengan tertib dan damainya kehidupan sesama, dan dengan ini juga mendudukung sikap keselarasan, kekeluargaan, musyawarah, demokrasi, tanggung jawab dan kebersamaan. Insan merdeka adalah seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek kemanusiaanya dan yang mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan setiap orang.

Dengan demikian, pendidikan dinilai sangatlah penting. Penjelasan mengenai konsep tujuan pendidikan di atas menempatkan peran sentral pendidikan sebagai kelas utama dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan tentang pendidikan yang mungkin banyak di salah artikan dapat terbantahkan dengan output dari adanya pendidikan tersebut.

Sudah menjadi tugas kita selaku orang yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan. Sehingga masyarakat sadar mengenai pentingnya pendidikan. Kita bisa memulai dari langkah kecil kita dalam menanamkan kesadaran pentingnya suatu pendidikan, sehingga nanti bisa menyebar pada kesadaran dari sekolompok masyarakat yang lain tentang pentingnya pendidikan.

About The Author