image by liputan6.com
image by liputan6.com

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa pendidikan merupakan proses belajar-mengajar antara seorang guru & murid. Pendidikan merupakan upaya dalam mencapai tujuan manusia dalam memperoleh pengetahuan. Sifat dan cara kerja pendidikan pun sudah seharusnya mengalami perubahan secara masif dan menjadi ladang individual dalam memecahkan suatu permasalahan baik individu atau lingkungannya.

Dalam abad dewasa ini, seorang guru tidak hanya bermodal metode pembelajaran yang sifatnya membangun, akan tetapi mereka juga harus mendidik peserta didik dan bisa memberikan dampak jangka panjang setelahnya. Dan yang paling penting, tenaga pendidik juga bisa memikirkan berbagai upaya dalam menciptakan Pendidikan yang transformatif.

Seperti misalnya anak-anak SD sampai dengan SMA sudah sepatutnya di perkenalkan pendidikan tentang membangun rasa kepercayaan diri baik di sekolah atau pun di luar sekolah. Dengan hal ini, tentu akan muncul rasa keingintahuan seorang murid yang sekaligus memberikan jalan satu-satunya agar ia memiliki spirit lahiriah. Terlepas dari itu, guru juga harus tahu kapasitas setiap murid dan tidak menilainya dari sudut pandang kacamatanya.

Pendidikan tidak hanya sebuah upaya dalam membangun pemikiran individu untuk asupan dirinya saja, namun lebih dari itu. Pendidikan sepatutnya bisa menjadi sarana bagi seorang terpelajar agar bisa berkolaborasi dengan orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya melalui tindakan-tidakan nyata. Kesuksesan dalam Pendidikan akan terlihat saat kita bisa berperan menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi, baik secara individu maupun persoalan dalam masyarakat luas.

Upaya di atas jika dikaitkan dengan proses pendidikan misalkan dengan memperkenalkan sejarah-sejarah kepada murid-murid kelas enam SD melalui drama pembelajaran berbasis praktek. Contoh, murid A menjadi tokoh antagonis memerankan Dewi Kunthi sebagai orang yang jahat karena telah membuang anaknya ke sungai Gangga. Walaupun dikatakan drama dewasa, ini hanyalah sebuah contoh agar menarik ketertarikan belajar pada murid-murid tersebut.

Bukankah menarik? Atau bagi anak yang tidak suka baca buku tetapi seorang guru mengerti tentang hobi seorang murid dan disalurkan melalui praktek memasak dengan syarat semua murid harus membaca resep-resep yang ada di buku masak. Atau yang tadinya tidak suka matematika bisa saja seorang guru memberikan pengalamannya tentang cerita ia semasa lahirnya sampai di tahun 2021 ini. Dengan begitu ia akan berfikir dan menelisik lebih dalam lagi misalkan seorang guru lahir pada tahun 1980 maka hari ini umurnya adalah 41 tahun.

Setiap guru juga harus bisa menumbuhkan kesadaran setiap murid untuk saling cinta dan sadar akan kenyataan. Kurang lebih seperti itu paradigma tentang pendidikan. Tidak semua orang memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan di setiap negara. Berkaca pada Jepang, dahulu saat ia mengalami keruntuhan akibat bom “Hiroshima dan Nagasaki”, sumber daya manusia (SDM) yang ia cari pertama kali adalah seorang guru untuk membangun sebuah pendidikan untuk memajukan kembali negaranya.

Demikian ulasan singkat tentang pentingnya pendidikan dalam memajukan sumber daya manusia setiap bangsa. Kita harus memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai upaya menambah wawasan dan pengetahuan. Kita juga harus berpikir bahwa tanpa pendidikan, kita tidak akan pernah bisa menjadi manusia seutuhnya.