image by Fauzan (Antara Foto)
image by Fauzan (Antara Foto)

Sudah menjadi tradisi di Indonesia, setiap menjelang hara raya idul fitri hampir seluruh masyarakat di negeri ini akan kembali ke kampung halaman masing-masing. Istilah seperti ini biasa dikenal dengan sebutan mudik. Namun mudik saat ini berbeda dengan tradisi mudik lebaran sebelum adanya pandemi. Pemerintah saat ini melarang masyarakat untuk melakukan mudik agar meminimalisir kluster baru penyebaran wabah ini.

Tapi beginilah jadinya jika mudik yang sudah menjadi tradisi ini dilarang. Banyak anak menangis karena tidak bisa berkumpul dengan orang tua, orang tua menangis karena hari raya kurang bermakna tanpa kehadiran anak-anak mereka, ayah menangis sebab tidak bisa memeluk anaknya, anak menangis sebab tidak lebaran bersama ayahnya, dan deretan kesedihan lainya.

Keluarga di kampung tentu akan merasakan kesedihan di balik kebijakan ini. tradisi yang biasanya menjadi momen berkumpul para anggota keluarga besar, kali ini hanya bisa berkumpul secara virtual melalui layar handphone masing-masing. Tradisi yang biasanya dijadikan wadah kumpulan cerita-cerita anggota keluarga, kini hanya bisa kita rasakan secara online tanpa mengetahui secara langsung dan emosional.

Sebagai warga negara yang baik, tentu ada keinginan untuk mengikuti aturan pemerintah tentang larangan mudik, tapi apakah pemerintah tidak memiliki cara atau kebijakan yang lebih baik dari ini, misalnya dengan mewajibkan setiap pemudik untuk memeriksakan diri hingga dinyatakan negatif dari virus tersebut, dan jika terbukti positif maka pemudik ini akan benar-benar dilarang untuk mudik.

Tapi apakah larangan mudik ini akan benar-benar efektif untuk mencegah penyebaran virus corona? Dengan menahan manusia untuk tidak pergi ke manapun, justru akan melemahkan perekonomian masyarakat. Lantas, bukankah sebaiknya yang sakit saja yang dilarang berpergian dengan menambah kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan baik diri dan lingkungan serta peningkatan imunitas tubuh?

Terlebih sebagai warga muslim, jika orang Islam menyadari kewajiban sebagai seorang muslim, dengan rajin menegakkan shalat lima waktu, pasti ini akan memiliki dampak yang luar biasa bagi kesehatan, karena dalam shalat seorang muslim diwajibkan berwudlu, dan sebagian ilmuwan telah banyak membuktikan bahwa air wudlu memiliki manfaat luar biasa bagi orang yang mengerjakanya.

Andai kata lebaran tahun depan wabah ini belum hilang, dan tidak tahu kapan akan meghilang, apakah selamanya hari raya pasti akan disertai dengan larangan mudik pula?