image by glaindonesia.org
image by glaindonesia.org

Perempuan kerap kali menjadi objek diskriminasi di kalangan masyarakat, baik itu di rumah, lingkungan kerja, sekolah maupun di media sosial. Seksisme semacam ini akan semakin kentara dan pekat ketika berada di lingkungan pedesaan yang masyarakatnya cenderung masih memiliki pola pikir tradisional. Alhasil banyak sekali masyarakat yang mengiyakan bahwa perempuan adalah makhluk yang banyak fitnahnya.

Pada zaman dahulu, seksisme pada perempuan nyatanya lebih bisa diterima masyarakat, khususnya para perempuan sendiri. Contoh seksisme pada perempuan dahulu adalah; perempuan diharuskan bisa masak, mencuci, mengepel dll. Perempuan yang memakai baju terbuka dan ketat dianggap sebagai wanita yang tidak bermoral dan tidak tahu agama. Perempuan harus bertutur kata lembut, sopan dan pelan.

Namun seiring berkembangnya zaman, seksisme pada perempuan semakin tidak terkendali. Terdapat pergeseran dan perubahan makna terkait dengan seksisme. Dahulu perempuan yang yang memaki baju terbuka dianggap sebagai perempuan yang tidak tahu agama. Namun pada saat ini sekalipun perempuan tersebut berpakaian rapi dan menurut aurat, ketika perempuan tersebut menari-nari ria, maka sudah diklaim sebagai perempuan yang kurang paham agama. Sungguh sangat ekstrem bukan?.

Contoh seksisme yang sangat parah lagi adalah ketika perempuan berpakaian gamis dan berkerudung kemudian pergi ke kafe atau ke tempat-tempat yang mayoritas berisi laki-laki. Maka banyak sekali para lelaki yang menganggap si perempuan tersebut caper atau cari perhatian. Miris kan?

Lalu bagaimana sih cara agar kita tidak terjebak dalam seksisme? Cara agar tidak terjebak dalam seksisme sangat lah mudah. Yakni cukup menjadi manusia yang berpikiran luas dan terbuka atau istilah kekinian nya adalah “open minded.

Bagaimana cara agar menjadi pribadi yang open minded? Untuk menjadi pribadi yang memiliki pikiran terbuka cukup ingat dan pahami poin-poin berikut;

Background setiap orang berbeda-beda

Seperti contoh seksisme di atas. Bisa jadi perempuan tersebut setiap harinya selalu berpakaian gamis. Entah itu memasak, mencuci, pergi ke mall bahkan tidur. Jadi wajar saja ketika ke kafe menggunakan gamis. Nah dengan menyadari bahwa latar belakang seseorang itu berbeda-beda, maka kalian akan tidak mudah mengklaim seseorang dengan label buruk.

Kita tidak tahu pasti apa yang mereka pikirkan

Memang sudah menjadi kodrat semua manusia bahwa kita tidak akan tahu persis bagaimana jalan pikiran orang lain. Begitu pun sebaliknya, orang lain tidak akan tahu pasti apa yang sedang kita pikirkan. “oh mungkin dia begini dengan niatan ini” atau “bisa jadi dia kesini karna tujuannya mau begini, dipaksa ini” dan sebagainya. Jadi dengan begitu kita bisa santai dan bijak dalam menyikapi tingkah laku orang lain.