image by hmetro.com.my
image by hmetro.com.my

Semua jenjang pendidikan dan pekerjaan bebas dimasuki perempuan maupun laki-laki. Namun sebagian banyak orang beranggapan “kenapa sih perempuan berpendidikan tinggi kalau ujung-ujungnya di dapur, mengurus suaminya”, “kenapa sih perempuan bekerja, apa gaji suami masih belum cukup?”. Nah, pertanyaan-pertanyaan itu sering terdengar ketika perempuan memilih untuk mengenyam pendidikan, berkarir maupun bekerja.

Kenapa perempuan harus berpendidikan tinggi?

Padahal cantik fisik itu masih belum cukup, jika tidak mencerminkan kualitas diri. Maka dari itu perempuan mencerminkan kualitas dirinya dengan berpendidikan karena pendidikan dapat meningkatkan pola pikir kita.

Jadi kenapa perempuan itu berpendidikan?

Sering terdengar jawaban dari banyak orang “ibu yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas”. Jawaban itu memang benar, karena ibu juga panutan atau sekolah pertama untuk anak-anaknya. Maka dari itu kaum perempuan harus berpendidikan dan berwawasan luas yang nantinya kecerdasan tersebut dapat turun kepada anak-anak kita.

Dalam ajaran Islam tidak melarang perempuan untuk berpendidikan, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam menuntut ilmu. Jadi pentingnya pendidikan tidak hanya untuk kaum adam saja, bahkan kaum hawa kelak menjadi tempat pendidikan pertama bagi anak sebelum anak mendapatkan pendidikan yang lainnya.

Udah bersuami kok masih kerja?

Tidak ada yang salah dengan perempuan yang sudah menikah tetapi masih kerja. Perempuan bekerja tidak hanya karena suami nggak bisa mencukupi kebutuhan hidup. Banyak perempuan yang bekerja karena memang ia memiliki banyak mimpi atau mungkin pekerjaan itu adalah mimpi yang dicita-citakannya sejak kecil. Perempuan yang bekerja bukan ingin menyaingi penghasilan suami, tapi perempuan bekerja juga beranggapan ingin menjadi istri yang setara dengan suami, ada juga yang memang ingin membantu suami karena tidak tahu hal apa yang akan terjadi kedepannya.

Perempuan bekerja juga dilatih agar bisa hidup mandiri, untuk lebih siap hidup sendiri dan mampu menghadapi tantangan ketika suatu saat mempunyai masalah dengan suami atau suami tidak bisa memberi kehidupan atau menjamin kelangsungan hidup istri dan anaknya.

Terkandung dalam Al-Quran surah An-Naml ayat 22-44 yang menceritakan sosok perempuan bernama Balqis yang dianugrahi singgasana yang besar di negeri Saba’, bahwa kesan perempuan yang terpuji adalah perempuan yang memiliki kemandirian, keberanian memiliki hak berpolitik, berpengetahuan dan kritis terhadap apa yang dihadapinya.

Sosok perempuan yang baik ialah sosok yang bisa menjadi ibu, istri, sekaligus bisa menjalani kariernya berarti untuk dirinya dan untuk orang lain.