image by republika
image by republika

Malam Nisfu Sya’ban atau bertepatan pada malam ke-16 di bulan Sya’ban dan 15 hari menjelang bulan Ramadhan dikenal dengan malam pergantian catatan. Setiap insan di malam tersebut akan memperoleh catatan yang baru, sebuah lembaran baru tanpa noda.

Pada malam tersebut dianjurkan untuk membaca surat yasin sebanyak tiga kali, istighfar, dan membaca surat Al-Ikhlas seribu kali. Beberapa anjuran ini bukan dalam bentuk petuah dari baginda Nabi, namun anjuran dari Ulama’ terdahulu.

Dalam pembacaan surat yasin, kita akan membacanya sebanyak tiga kali. Alfatihah pertama diniatkan semoga panjang umur yang berkah, yakni selalu berbuat kebaikan dan menghindari keburukan. Alfatihah kedua diniatkan untuk kelancaran rezeki yang berkah dan mendapatkannya dengan cara halal pula. Alfatihah yang terakhir diniatkan semoga harapan-harapan dikabulkan dan menjadi pribadi yang mandiri dan bisa membantu keluarga, teman dan orang lain dengan ikhlas.

Bagi yang memiliki pola pikir fanatik, membaca yasin sebanyak tiga kali pada malam nisfu sya’ban termasuk ke dalam salah satu bentuk bid’ah. Hal ini karena baginda Nabi tidak pernah menyuruh untuk melaksanakan rutinitas tersebut. Fanatisme dalam memandang “bid’ah” rutinitas tersebut tentu bukan memandang suatu bentuk kebaikan yang terkandung di dalamnya. Maka untuk meminimalisir hal tersebut, perlu kiranya kita kaji lebih mendalam.

Secara ontologis, mengaji Al-Qur’an dalam agama Islam adalah hal yang dianjurkan, termasuk juga berdzikir dan membaca surat-surat pendek. Cara yang kita lakukan ketika malam nisfu sya’ban tersebut sama sekali tidak melenceng dari Al-Qur’an dan sunnah. Meskipun berbagai ulama’ berbeda pendapat tentang hal ini, sebagian menganjurkan dan yang lain tidak menganjurkan.

Jika dipandang secara nilai, rutinitas di atas merupakan kebaikan yang sangat dianjurkan dalam Islam, karena cukup selaras dengan mengamalkan amal sholeh yang nantinya bisa menjadi penolong di akhirat.

Di malam nisfu sya’ban juga dianjurkan untuk saling bermaafan, terutama kepada orang tua, guru-guru, sanak famili dan pasangan (kalau punya). Jika tidak punya, semoga disegerakan. ‘afwan