image by stuff.co.nz
image by stuff.co.nz

Judul buku      : Agama Menggerakkan Perdamaian

Pengarang       : Ihsan Ali Fauzi dkk

Penerbit          : Center for Religious and Cross-cultural Studies Universitas Gajah Mada

Tahun Terbit   : 2017

Cetakan          : I

Tebal Buku     : 86 halaman

Berbagai aksi kekerasan kerap terjadi menimpa masyarakat, salah satunya disebabkan oleh agama, sehingga memunculkan berbagai persepsi masyarakat melalui kacamata yang berbeda. Mereka memandang bahwa sumber dari kerusuhan dan aksi kekerasan berasal dari agama. Namun, perlu kita sadari, bahwa agama dapat pula menjadi sumber upaya-upaya bina damai. Kita sering terpaku pada yang pertama, dan kurang sekali melaporkan dan mempelajari yang kedua. Terdapat berbagai pendapat yang menganggap bahwa agama yang membawa perang, namun pada hakikatnya agama  dapat menyebarkan kasih. Misalnya, pada awal tahun 1990-an terjadi konflik kekerasan di Kaduna, kota terpenting di Nigeria, yang melibatkan dua kelompok agama, yaitu Muslim yang dipimpin oleh Imam Muhammad Ashafa dan Kristen yang dipimpin oleh Pastor James Wuye.

image by issuu.com
image by issuu.com

Ketika keduanya terlibat kerusuhan yang terus merambat pada tahun 1992, James kehilangan satu tangannya, sedangkan Ashafa kehilangan guru dan dua sepupunya. Akibatnya, keduanya mendendam, ”Kemarahan saya kepada kaum Muslim waktu itu seperti tak ada batasnya” kenang James, begitu pula dengan Ashafa “Guru spiritual saya wafat, sementara dia hanya kehilangan tangan. Saya ingin dapat kabar bahwa sedikitnya dia juga mati!” ujarnya.

Pada tahun 1995 setelah kerusuhan berakhir, Imam Ashafa dan Pastor James bertemu di kediaman gubernur Kaduna, untuk membahas tentang kesehatan publik yang pada saat itu terdapat suntikan imunisasi bagi anak-anak oleh pemerintah,  tetapi imunisasi ini dicurigai sebagai rangka dalam mensterilkan perempuan dan keluarga berencana. Pemerintah akhirnya memerlukan pemimpin agama, termasuk Imam Ashafa dan Pastor James, untuk mengklarifikasi bahwa kabar itu tidak benar. Ketika keduanya duduk semeja dan bersalaman, “Kalian berdua bisa menyatukan bangsa ini, atau menghancurkannya. Barbuatlah sesuatu!” ujar salah satu temannya.

Singkat cerita, keduanya merasa terpanggil, titik balik mulai terjadi ketika Ashafa mendengar khotbah Jumat yang mengisahkan bagaimana Nabi Muhammad SAW memaafkan orang-orang yang mencederainya di Thaif ketika beliau berdakwah. Ashafa rajin mengunjungi James, termasuk ketika ibunya sakit dan berbelasungkawa ketika ibunya wafat.  “Tuhan Yesus telah memperpanjang hidup saya dan jika saya bisa memberi tangan saya agar perdamaian bisa diperoleh, maka saya sudah memberikannya” kenang James. Yang menarik keduanya tidak berhenti pada pertobatan diri sendiri, tapi mereka membagikannya, pertama-tama di Kaduna, lalu Nigeria, kemudian Afrika dan dunia, salah satunya melalui Lembaga Mediasi Antar Iman (IMC) yang mereka bentuk.

Dari kisah keduanya, kita perlu mengambil pelajaran sebagai bukti nyata bahwa agama bisa jadi sebagai sumber kekerasan ataupun perdamaian. Agama ikut memompa kebencian keduanya, tapi agama pula yang mendorong keduanya untuk saling memaafkan dan bekerja keras. Oleh sebab itu, buku ini sangat penting dibaca oleh semua kalangan, terutama kalangan muda, agar kita tidak mudah memandang sebelah mata bahwa agama hanya sebagai sumber konflik, baik peperangan maupun kekerasan. Namun, kita perlu memahami atau mengkaji konflik terlebih dahulu, kemudian menghubungkan dengan nilai-nilai agama, agar dapat mencapai tujuannya bahwa agama sebagai sumber perdamaian.

Kelebihan buku ini yaitu buku ini memaparkan beberapa pelembagaan bina damai di Indonesia, salah satunya di Maluku. Sehingga pembaca tidak hanya mendapatkan pengetahuan saja, namun juga dapat merefleksikan dalam kehidupannya. Selain itu, dalam buku ini dilengkapi dengan beberapa sesi tanya jawab dengan James dan Ashafa. Kekurangan buku ini, yaitu terdapat beberapa kosa kata atau istilah yang tidak dijelaskan, sehingga pembaca kurang memahaminya.

* Penulis alumni SDI Pelita Hati, dan MMI Mathlabul Ulum, dan  saat ini sedang menempuh pendidikan di IAIN Madura Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Prodi Ilmu Al-qur’an dan Tafsir. Saya bisa dihubungi melalui No. WhatsApp: 085335278359, dan E-mail: nh666302@gmail.com.

About The Author