Di sela selaksa
Kepedihan menjelma angsa
Yang berenang dalam kenang
Di danau yang lebih menggebu dari angkasa
Aku kehilangan angka-angka
Di bait malam yang mengigit dingin
Kota kurawat agar tak segera tidur
Cukup rindu saja yang keras mendengkur
Sepanjang lorong senggang
Sepintas dalam tubuh lalu lintas
Kenangan mengonggong lebih dari asu
Memekik penat tak segera bisu
Menggumam kata dan kesendiriannya
Dalam sesak sajak yang masih belantara